Hey, Aku udah pernah cerita kan tentang cerbung ini? Cerbung yang aku tulis sendiri. Tokoh-tokohnya anak-anak Idola Cilik. Jadi kalian pasti nemu nama Rio disini... Enjoy it!!
Part 1: First Day
"7-1, 7-2..." gumam Ify sambil berjalan cepat menyusuri lorong SMP Melodi. Ini hari pertamanya masuk SMP. Ify beruntung bisa masuk SMP Melodi, kata kakak Ify. Memang agak sulit untuk masuk ke SMP Melodi. Disini hanya murid yang punya bakat dalam bidang musik yang diterima. Syarat lain untuk bersekolah disini adalah harus bisa memainkan minimal satu alat musik. Di SMP Melodi pelajaran yang berhubungan dengan musik lebih banyak dan lebih diutamakan. Ify juga senang bisa masuk SMP ini. Disini tidak ada MOS. Jadi murid kelas 7 tidak perlu takut dikerjai kakak kelas.
"Ini dia. Kelas 7-3." gumam Ify sebelum masuk ke kelas dengan papan kecil bertuliskan angka 7-3 di atas pintunya. Suasana di dalam kelas sudah lumayan ramai. Ada beberapa anak yang sedang mengobrol.
Ify lalu menghampiri salah satu meja kosong dan duduk di kursinya. Ify meletakkan tas selempangnya dan merapikan rambutnya yang digerai dan dipasangi bando biru muda.
"Misi, aku boleh duduk disini gak?" tanya seorak anak perempuan pada Ify.
"Boleh kok. Duduk aja." jawab Ify memperhatikan anak itu meletakkan tasnya di sebelah kiri Ify.
"Oh iya, gue Ify."
"Aku Aren."
"Lo main alat musik apa?"
"Biola. Kalo kamu?"
"Gitar." jawab Ify sebelum menoleh ke arah pintu untuk melihat jam dinding di atas pintu dan langsung memperhatikan dua cowok yang baru masuk kelas, yang satu dengan gaya tidak peduli yang satu lagi dengan senyum ramah. Ify masih memperhatikan kedua cowok itu saat mereka duduk di depan Ify dan Aren.
"Pagi." sapa Ify pada kedua cowok itu.
"Pagi juga. Gue Gabriel." jawab salah satu cowok itu.
"Gue Ify." Ify memamerkan senyum manisnya pada Gabriel.
"Aku Aren."
"Temen lo siapa?" Ify mengingatkan bahwa teman Gabriel itu hanya diam dan mengacak-ngacak tasnya, sepertinya mencari sesuatu.
"Woi Yo, ada yang nanyain lo nih." kata Gabriel pada temannya itu.
Cowok yang dipanggil Yo itu hanya memandang Ify sekilas lalu kembali menunduk dan mengacak-ngacak tasnya sebelum berkata, "Gue Rio."
"Lo main alat musik apa Yo?"
"Bukan urusan lo." jawab Rio dingin.
"Emang kenapa sih gue gak boleh tau?" tanya Ify heran.
"Suka-suka gue dong." jawaban Rio ini membuat Ify panas. Dia memang agak temperamental.
Ify pasti sudah memprotes dengan kesal kalau tidak mendengar bunyi gedebuk yang berasal dari belakangnya. Ify menoleh dan menemukan seorang cowok sedang mengerang kesakitan di lantai samping meja belakangnya. Ify otomatis berdiri dan mengulurkan tangannya, menawarkan bantuan ke cowok itu. Cowok itu menyambut tangan Ify dan langsung berdiri dengan sigap.
"Thanks ya. Gue Alvin." kata cowok itu.
"Ify." jawab Ify tersenyum.
" Kok lo bisa jatoh sih Vin?" tanya Ify setelah mereka duduk lagi di bangku masing-masing. Alvin duduk di belakang Ify.
"Abis dia lari sih. Berusaha nyampe meja lebih dulu dari gue sama Agni. Lagian lo ngapain sih pake nolongin Alvin? Dia juga bisa berdiri sendiri." Cowok yang duduk di samping Alvin memandang Ify. Ada aura permusuhan terpancar dalam pandangan matanya.
"Maksud lo apa sih? Gue cuma nolongin Alvin. Udah. Kenapa malah lo yang sewot sih? Alvin yang gue tolongin aja gak masalah." Jawab Ify.
"Tapi..."
"Cak." Potong seseorang. Ify mendongakkan kepalanya dan menemukan seorang cewek berdiri di samping cowok yang marah-marah itu. "Lo jangan cari masalah. Ini baru hari pertama sekolah." Ify tersenyum mendengar cewek itu membelanya.
"Tau Cak. Ify 'kan udah baik mau nolongin gue. Meskipun emang gak ada cewek yang bisa nahan diri buat nolongin gue sih." Cengiran Ify makin lebar mendengar pembelaan Alvin. Meskipun Alvin juga selain membela Ify mengambil kesempatan untuk bersikap narsis.
"Hei." Panggil cewek yang tadi membela Ify. "Gue Agni. Ini Cakka. Cuekin aja dia. Dia emang suka nyebelin."
"Gue Ify. Kalian main alat musik apa Ag, Vin?"
"Gue sama Agni main bass." Alvin nyengir.
"Gue piano. Tapi keyboard juga bisa." jawab Cakka.
"Gak ada yang nanya lo." Ify menatap Cakka jutek. Cakka pasti sudah membalas kata-kata Ify jika tidak melihat seorang guru baru saja masuk ke kelas mereka. Ternyata saking asiknya mereka mengobrol sampai-sampai tidak mendengar bel berbunyi. Ify kembali menatap ke depan kelas dan Agni menyelinap ke mejanya.
"Selamat pagi anak-anak." Sapa guru itu. Beberapa murid menyahut pelan sapaan itu. "Saya Bu Ira. Wali kelas kalian dan guru vocal di kelas ini. Saya ucapkan selamat datang pada kalian di kelas 7-3 SMP Melodi. Kalian sudah tahu nama Ibu. Sekarang Ibu ingin tahu nama kalian. Jadi kita mulai perkenalannya ya? Tolong mulai dari yang duduk di depan dekat pintu berdiri, lalu sebutkan nama panggilan dan alat musik yang kalian mainkan. Kalian boleh mulai sekarang."
"Saya Ray. Main alat musik drum." cowok diujung memperkenalkan dirinya.
"Saya Deva. Alat musik gitar." yang ini cowok di samping Ray.
"Saya Dea. Main piano."
"Saya Agni. Alat musik bass."
"Saya Rio. Gitar." Oh jadi Rio main gitar, Pikir Ify. Emang sebagian besar murid kelas ini kayaknya bisanya main gitar. Itu alat musik yang paling sering dimainin, menurut gue.
"Saya Gabriel. Main gitar."
Selanjutnya perkenalan menjadi agak membosankan. Sehingga setelah Ify memperkenalkan dirinya dia langsung tenggelam dalam pikirannya sendiri.
Gabriel emang keren, pikir Ify memperhatikan cowok yang duduk di depannya itu. Alvin juga lumayan. Tapi gak sekeren Rio. Apa kerenan Gabriel sama Alvin ya? Gak tau ah. daripada mikirin mereka mendingan aku fokus ke mimpiku jadi musisi terkenal. Setelah aku masuk SMP Melodi, peluangku lebih besar.
Inilah hari pertama Ify di kelas 7-3 SMP Melody. Pertemuan Ify dengan Aren yang lembut, Gabriel yang ramah, Cakka yang nyebelin, Agni yang tomboy, Alvin yang lucu dan Rio yang cuek.
***
Kenapa Rio cuek banget?
Kenapa Cakka memusuhi Ify?
Baca lanjutannya di Diary of 7-3 Student: Arti seuntai kata.
Part 1: First Day
"7-1, 7-2..." gumam Ify sambil berjalan cepat menyusuri lorong SMP Melodi. Ini hari pertamanya masuk SMP. Ify beruntung bisa masuk SMP Melodi, kata kakak Ify. Memang agak sulit untuk masuk ke SMP Melodi. Disini hanya murid yang punya bakat dalam bidang musik yang diterima. Syarat lain untuk bersekolah disini adalah harus bisa memainkan minimal satu alat musik. Di SMP Melodi pelajaran yang berhubungan dengan musik lebih banyak dan lebih diutamakan. Ify juga senang bisa masuk SMP ini. Disini tidak ada MOS. Jadi murid kelas 7 tidak perlu takut dikerjai kakak kelas.
"Ini dia. Kelas 7-3." gumam Ify sebelum masuk ke kelas dengan papan kecil bertuliskan angka 7-3 di atas pintunya. Suasana di dalam kelas sudah lumayan ramai. Ada beberapa anak yang sedang mengobrol.
Ify lalu menghampiri salah satu meja kosong dan duduk di kursinya. Ify meletakkan tas selempangnya dan merapikan rambutnya yang digerai dan dipasangi bando biru muda.
"Misi, aku boleh duduk disini gak?" tanya seorak anak perempuan pada Ify.
"Boleh kok. Duduk aja." jawab Ify memperhatikan anak itu meletakkan tasnya di sebelah kiri Ify.
"Oh iya, gue Ify."
"Aku Aren."
"Lo main alat musik apa?"
"Biola. Kalo kamu?"
"Gitar." jawab Ify sebelum menoleh ke arah pintu untuk melihat jam dinding di atas pintu dan langsung memperhatikan dua cowok yang baru masuk kelas, yang satu dengan gaya tidak peduli yang satu lagi dengan senyum ramah. Ify masih memperhatikan kedua cowok itu saat mereka duduk di depan Ify dan Aren.
"Pagi." sapa Ify pada kedua cowok itu.
"Pagi juga. Gue Gabriel." jawab salah satu cowok itu.
"Gue Ify." Ify memamerkan senyum manisnya pada Gabriel.
"Aku Aren."
"Temen lo siapa?" Ify mengingatkan bahwa teman Gabriel itu hanya diam dan mengacak-ngacak tasnya, sepertinya mencari sesuatu.
"Woi Yo, ada yang nanyain lo nih." kata Gabriel pada temannya itu.
Cowok yang dipanggil Yo itu hanya memandang Ify sekilas lalu kembali menunduk dan mengacak-ngacak tasnya sebelum berkata, "Gue Rio."
"Lo main alat musik apa Yo?"
"Bukan urusan lo." jawab Rio dingin.
"Emang kenapa sih gue gak boleh tau?" tanya Ify heran.
"Suka-suka gue dong." jawaban Rio ini membuat Ify panas. Dia memang agak temperamental.
Ify pasti sudah memprotes dengan kesal kalau tidak mendengar bunyi gedebuk yang berasal dari belakangnya. Ify menoleh dan menemukan seorang cowok sedang mengerang kesakitan di lantai samping meja belakangnya. Ify otomatis berdiri dan mengulurkan tangannya, menawarkan bantuan ke cowok itu. Cowok itu menyambut tangan Ify dan langsung berdiri dengan sigap.
"Thanks ya. Gue Alvin." kata cowok itu.
"Ify." jawab Ify tersenyum.
" Kok lo bisa jatoh sih Vin?" tanya Ify setelah mereka duduk lagi di bangku masing-masing. Alvin duduk di belakang Ify.
"Abis dia lari sih. Berusaha nyampe meja lebih dulu dari gue sama Agni. Lagian lo ngapain sih pake nolongin Alvin? Dia juga bisa berdiri sendiri." Cowok yang duduk di samping Alvin memandang Ify. Ada aura permusuhan terpancar dalam pandangan matanya.
"Maksud lo apa sih? Gue cuma nolongin Alvin. Udah. Kenapa malah lo yang sewot sih? Alvin yang gue tolongin aja gak masalah." Jawab Ify.
"Tapi..."
"Cak." Potong seseorang. Ify mendongakkan kepalanya dan menemukan seorang cewek berdiri di samping cowok yang marah-marah itu. "Lo jangan cari masalah. Ini baru hari pertama sekolah." Ify tersenyum mendengar cewek itu membelanya.
"Tau Cak. Ify 'kan udah baik mau nolongin gue. Meskipun emang gak ada cewek yang bisa nahan diri buat nolongin gue sih." Cengiran Ify makin lebar mendengar pembelaan Alvin. Meskipun Alvin juga selain membela Ify mengambil kesempatan untuk bersikap narsis.
"Hei." Panggil cewek yang tadi membela Ify. "Gue Agni. Ini Cakka. Cuekin aja dia. Dia emang suka nyebelin."
"Gue Ify. Kalian main alat musik apa Ag, Vin?"
"Gue sama Agni main bass." Alvin nyengir.
"Gue piano. Tapi keyboard juga bisa." jawab Cakka.
"Gak ada yang nanya lo." Ify menatap Cakka jutek. Cakka pasti sudah membalas kata-kata Ify jika tidak melihat seorang guru baru saja masuk ke kelas mereka. Ternyata saking asiknya mereka mengobrol sampai-sampai tidak mendengar bel berbunyi. Ify kembali menatap ke depan kelas dan Agni menyelinap ke mejanya.
"Selamat pagi anak-anak." Sapa guru itu. Beberapa murid menyahut pelan sapaan itu. "Saya Bu Ira. Wali kelas kalian dan guru vocal di kelas ini. Saya ucapkan selamat datang pada kalian di kelas 7-3 SMP Melodi. Kalian sudah tahu nama Ibu. Sekarang Ibu ingin tahu nama kalian. Jadi kita mulai perkenalannya ya? Tolong mulai dari yang duduk di depan dekat pintu berdiri, lalu sebutkan nama panggilan dan alat musik yang kalian mainkan. Kalian boleh mulai sekarang."
"Saya Ray. Main alat musik drum." cowok diujung memperkenalkan dirinya.
"Saya Deva. Alat musik gitar." yang ini cowok di samping Ray.
"Saya Dea. Main piano."
"Saya Agni. Alat musik bass."
"Saya Rio. Gitar." Oh jadi Rio main gitar, Pikir Ify. Emang sebagian besar murid kelas ini kayaknya bisanya main gitar. Itu alat musik yang paling sering dimainin, menurut gue.
"Saya Gabriel. Main gitar."
Selanjutnya perkenalan menjadi agak membosankan. Sehingga setelah Ify memperkenalkan dirinya dia langsung tenggelam dalam pikirannya sendiri.
Gabriel emang keren, pikir Ify memperhatikan cowok yang duduk di depannya itu. Alvin juga lumayan. Tapi gak sekeren Rio. Apa kerenan Gabriel sama Alvin ya? Gak tau ah. daripada mikirin mereka mendingan aku fokus ke mimpiku jadi musisi terkenal. Setelah aku masuk SMP Melodi, peluangku lebih besar.
Inilah hari pertama Ify di kelas 7-3 SMP Melody. Pertemuan Ify dengan Aren yang lembut, Gabriel yang ramah, Cakka yang nyebelin, Agni yang tomboy, Alvin yang lucu dan Rio yang cuek.
***
Kenapa Rio cuek banget?
Kenapa Cakka memusuhi Ify?
Baca lanjutannya di Diary of 7-3 Student: Arti seuntai kata.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar